Jenewa - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyebut pentingnya memberdayakan anak muda dalam menangkal radikalisme. Anak muda perlu dilibatkan untuk menyebarkan pesan damai.
Pernyataan ini disampaikan Wapres JK saat berbicara pada gelaran pertemuan sejumlah pemimpin negara bertajuk 'Christchurch Call to Action' di Elysee Palace, Paris, Rabu (15/5/2019). Pertemuan ini digelar dari gagasan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan PM Selandia Baru Jacinda Ardern.
Menurut JK, anak muda penting dilibatkan karena rentan terhadap radikalisasi yang disebarkan melalui teknologi. Internet disebut JK menjadi sarana baru bagi para teroris untuk menyebarkan paham yang menyimpang.
Kita harus memberdayakan anak muda kita untuk melawan tren ini, ujarnya.
JK mencontohkan program yang dibuat Indonesia yakni Duta Pemuda untuk Perdamaian. Lewat program yang dimulai tahun 2015 ini, anak-anak muda berperan menyebarkan pesan damai untuk melawan ide ekstrem dan kebencian lewat media internet.
Selain itu, JK menyebut perlunya peningkatan tata kelola internet. Sebab, gagasan radikal dan ekstremis sambung dia tersebar dengan akses mudah. JK mendorong kemitraan publik dan swasta, penerapan aturan di dunia siber serta peningkatan pengawasan dan patroli siber secara mandiri.
"Seluruh industri teknologi informasi memikul tanggung jawab bersama dalam membuat dunia internet lebih aman dan sehat untuk semua," katanya.
Dalam pernyataannya, JK menyebut tragedi Christchurch di Selandia Baru, sebagai pengingat bagi semua pihak bahwa tidak ada negara yang kebal dari terorisme. Indonesia ditegaskan JK menyampaikan dukungan dan solidaritas kepada Selandia Baru.
Kita bukan hanya menjadi korban serangan teroris, tetapi yang lebih penting komitmen kita untuk memerangi terorisme sebagai ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional, tutur JK.
Serangan teror Christchurch sambung JK juga mencerminkan kebangkitan Islamofobia dan Xenopobia sebagai ancaman global. Karenanya perlu dibangun ketahanan dan solidaritas masyarakat.
Melalui dialog antaragama untuk memperkuat nilai toleransi dalam masyarakat dan menanamkan budaya damai sejak usia dini di lingkungan keluarga, sekolah dan komunitas," ujarnya.